Aves merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang. Kelas aves adalah satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu, (jangan salah mamalia berambut, bukan berbulu). Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelompok hewan tersebut. Berikut adalah uraian singkat tentang kelas aves,
Ciri Morfologi
Aves
a) Struktur
Bulu
Bulu
adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik
berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik.
Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang
merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari
kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis
membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai
bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai
pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan
selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
- Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
- Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
- Plumae, Bulu yang sempurna.
- Barbae
- Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan
plumae terdiri dari :
· Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
· Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
· Rachis,
yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di
dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
· Vexillum,
yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang
lateral dari rachis.
Gambar Struktur Bulu Burung
(sumber: Harunyahya.com)
Lubang
pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada
ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas
disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut
letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
- Tectrices, bulu yang menutupi badan.
- Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
- Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
- remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
- Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
- Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
- Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
- Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
Pada
burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai
bulu powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya
tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi
bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung melumasi bulu dengan cara
menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu
menghangatkan telur saat pengeraman.
Burung Hantu
Sumber: http://en.wikipedia.org
Semi
plumae adalah kumpulan bulu barbula yang letaknya tersembunyi
di bawah bulu-bulu luar. Bistle adalah bulu perasa berupa shaft yang
memanjang melebihi bulu luar, ditemukan pada kepala burung Caprimulgids
dan burung penangkap serangga flycatchers (Sukiya, 2003). Bristle yang
menutupi lubang hidung terdapat pada burung pelatuk. Hal ini merupakan
bentuk adaptasi burung pelatuk agar partikel-partikel kayu tidak masuk
saluran pernafasan. Bristle pada burung hantu dan caprimulgids membantu
mendeteksi posisi sarang, tempat bertengger dan benda yang menghalangi.
Fungsi bristle didukung oleh adanya getaran dan tekanan reseptor didekat
folikel bulu (Sukiya, 2003).
Bentuk
bulu ekor burung pada saat tidak terbang bermacam-macam, antara lain
berbentuk persegi, bertakik, bercabang, bulu sebelah luar memanjang,
bulu ekor dengan raket, bulu tengah panjang, bundar, berbentuk cakram,
berbentuk tingkatan, dan berujung runcing (Sukiya, 2003).
Ekor bentuk persegi (sumber: http://en.wikipedia.org)
Bentuk
ekor bulat (sumber: Foto KKL KBS)
Bentuk ekor bulu sebelah luar memanjang (sumber:
Foto KKL KBS)
b) Warna
Bulu
Warna
bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya
oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang
menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid
sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut
dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2,
yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen
melanin terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu
dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna
hingga coklat kemerahan.
Burung merak (sumber: www.harunyahya.com)
Burung
Bayan (sumber Foto KKL KBS)
Butir-butir
melanin bulat di dekat ujung bulu luar memberikan efek ring Newton
dan menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan
violet tidak dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur
bulu. Contohnya burung bluebird yang bulunya berwarna biru tetapi tidak
mengandung pigmen warna biru. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen kuning
yang menyerap semua spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung
tropis pemakan pisang memiliki pigmen tembaga berupa turacoverdin yang
mampu menghasilkan warna merah gelap dihasilkan oleh turacin (Sukiya
2003). Salah satu spesies burung pemakan pisang ini adalah Tauraco
corythaix, mempunyai kuning telur berwarna merah terang yang
ditimbulkan oleh karotenoid dan 60% dari pigmen merah yang disebut
astasantin.
Meski
warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat faktor
internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga
dapat berubah warna bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya.
Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon. Spesies
burung terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon
estrogen banyak berperan pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal
pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina kemungkinan diinduksi oleh
bulu burung jantan dengan pengaturan testosteron.
Faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan warna adalah oksidasi dan
gesekan/abrasi. Warna yang ditimbulkan karoten dapat memudar karena
sinar matahari.
c) Aransemen
Bulu
Bulu-bulu
burung sebenarnya tidak merata, tetapi dirancang pada bidang-bidang
terbatas yang disebut pterilae dan ada bidang kecil yang tidak
ditumbuhi bulu disebut apterile. Pengecualian pada penguin dan
burung kiwi yang bulunya menutupi hampir sebagian besar tubuhnya. Bulu
burung dapat dinamai sesuai dengan bidangnya berada, yaitu:
- capital
tract yaitu bulu yang menutup bagian atas, samping dan belakang
kepala dan terus ke pterilae berikutnya.
- Spinal
tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke punggung terus ke
dasar ekor dan bisa berlanjut atau terpisah ditengah.
- Ventral
tract, berawal diantara cabang rahang bawah dan memanjang turun ke
sisi ventral leher. Biasanya bercabang menjadi dua bidang lateral
melewati sepanjang sisi tubuh dan berakhir disekitar anus. Bagian
apterilae dadabawah dan perut beberapa burung, kaya pembuluh darah
selama bersarang dan merupakan daerah mengeram (brood patch). Pada saat mengeram bulu pada brood patch akan rontok dan
kulitnya tipis.
- Humeral tract yaitu sepasang
pterilae yang sejajar seperti pita sempit yang meluas ke belakang pada
sisi pundak.
- Caudal
tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya panjang dan
kuat.
- Alar
tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada sayap. Thumb merupakan sisa jari kedua. Sedangkan bulu yang menutupi
permukaan atas dan bawah sayap disebut dngan covert dan bulu pada aksial
sayap disebut aksillaria.
- Femoral
tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan luar paha dekat sendi
lutut ke tubuh.
- Crural
tract, bulu yang menyususn sisa bidang bulu lainnya pada kaki
(Sukiya, 2003).
d). Pergantian
Bulu
Bulu
burung terbentuk dari struktur tak hidup sehingga mudah kusut akibat
oksidasi dan gesekan. Bulu-bulu yang telah lama akan lepas secara
periodik dan digantikan oleh bulu yang baru. Pelepasan dan pergantian
bulu ini disebut dengan molting. Pergantian bulu terjadi pada
waktu tertentu dalam satu tahun dan diselesaikan dalam satu periode
(selama beberapa minggu).
Umumnya
burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun, tetapi burung
kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua
tahun.Pergantian bulu biasanya terjadi sebelum atau sesudah
perkembangbiakan. Namun ada juga yang mengalami pergantian bulu parsial
oleh sebab tertentu. Pergantian bulu burung dipengaruhi oleh banyak
faktor, antara lain faktor fisiologis yaitu adanya hormon tiroksin.
Sempurnanya
bulu setiap spesies burung sejak menetas sampai dewasa berbeda-beda.
Ada beberapa spesies burung yang pada saat menetas telanjang /tidak
memiliki bulu. Bulu pada saat menetas disebut dengan natal plumage.
Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada saat
menetas, hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical
(misalnya merpati) atau seluruh tubuh tertutup bulu pada burung precocial
muda (misal ayam). Bulu saat menetas akan rontok dan
diganti yang baru, sebagai berikut:
· Juvenal
plumage (bulu anak burung), lebih substansial dari natal plumage.
Pada burung passerine hanya bertahan beberapa minggu lalu rontok dan
diganti bulu first winter plumage.
· First
winter plumage (bulu ketika berusia satu tahun), diperoleh pada
akhir musim panas atau musim gugur dan bertahan selama 12 bulan,
tergantung dari spesiesnya.
· First
nuptial plumage (bulu kawin pertama), bulu perkembangbiakan
pertama yang akan rontok sebagai akibat pergantian bulu setelah masa
kawin pertama.
· Second
winter plumage (bulu tahun kedua), dapat dibedakan dengan bulu
dewasa pada musim dingin kecuali spesies yang memperoleh bulu dewasa
pada tahun pertama atau lebih dari dua tahun. Bulu ini
akan diganti oleh bulu masa kawin kedua pada musim semi berikutnya.
Warna bulu burung jantan dan betina dari sejumlah spesies
adalah identik tetapi masih dapat dibedakan karena secara mayoritas
warna bulu burung jantan lebih cerah terutama bulu masa kawin. Namun
pada pejantan itik tertentu, setelah musim bersarang, hasil pergantian
bulu setelah kawin, warna bulunya menjadi pudar abu-abu kemerahan dan
bulu sayapnya lepas sehingga untuk sementara tidak dapat terbang. Oleh
karenanya, itik jantan ketika masa ini menjadi tidak menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar